CERPEN

Wednesday, November 29, 2017

CONTOH PIDATO HARI GURU_M.Z. BILLAL



Assalammualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi dan Salam sejahtera bagi kita semua

Yang terhormat Bapak Kepala SD Negeri 006 Seko Lubuk Tigo
Yang terhormat Bapak dan Ibu majelis guru SD Negeri 006 Seko Lubuk Tigo
Serta teman-teman yang saya banggakan

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam atas segala rahmat dan karunianya yang tak terputus hingga detik ini. Hingga pada pagi ini kita dapat berkumpul di halaman sekolah dalam sebuah upacara peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun PGRI yang ke-72.  Dan seiring itu pula, salawat beserta alam kepada panutan hidup kita, Nabi Muhammad SAW. Semoga kita senantiasa menjadi umat yang taat dan bertaqwa kepada Allaah. Amin Ya Robbal Alamiin

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati, serta teman-teman sekalian yang saya sayangi. Pada kesempatan yang bahagia ini, saya mengucapkan rasa syukur karena menjadi perwakilan teman-teman di SD Negeri 006 Seko Lubuk Tigo untuk menyampaikan secara langsung rasa terima kasih kami kepada Bapak dan Ibu Guru yang telah sangat sabar mendidik, mengajar, dan menjadi panutan bagi kami. Perjuangan dan pengorbananmu tak mampu kami balas. Bapak dan Ibu guru, engkau adalah pahlawan yang selalu dinaungi ketulusan hati, kasih sayang, dan kebijaksanaan. Karena dari hal-hal itulah kami dapat tumbuh menjadi anak yang memahami pentingnya ilmu, pentingnya berbagi, dan pentingnya berbakti. Terima kasih Bapak dan Ibu Guru untuk segala hal yang engkau berikan kepada kami. Maafkanlah kenakalan kami, maafkanlah kecerobohan kami, maafkanlah kecurangan kami. Karena tanpamu entah apa jadinya kami. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan keberkahanNya di setiap langkah perjuangan dan pengabdianmu.

Selamat Hari Guru Indonesia, Selamat Hari PGRI

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati, serta teman-teman yang saya sayangi. Demikianlah pidato yang teramat singkat yang dapat saya sampaikan.  Terima kasih untuk kesempatan yang diberikan, dan mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Saya akhiri dengan sebuah pantun.

Ke pekanbaru membeli paku
Pulangnya mampir ke rejosari
Teruslah mengabdi bapak ibu guruku
Menjadi inspirasi bagi seluruh anak negeri


Billahitaufik walhidayah… wassalamualaikum warrahmatullahi wabaraktuh.

Tuesday, October 24, 2017

CERITA ANAK_KISAH DUA PENGEMBARA DAN RAKSASA LEMBAH BATU_M.Z. BILLAL





Kisah Dua Pengembara dan Raksasa Lembah Batu
M.Z Billal
       
        Hidupalah dua orang pengembara bersahabat yang sedang melakukan perjalanan menuju Kota Hijau yang terkenal dengan alamnya yang asri dan penduduknya yang selalu bahagia. Pengembara yang bertubuh pendek bernama Asakus, dan yang bertubuh tinggi bernama Kalakus.
        Untuk sampai ke Kota Hijau mereka harus menyeberangi sungai, menembus hutan rimba, dan melewati tempat yang sangat berbahaya. Tempat itu bernama Lembah Batu.
        Disebut tempat yang berbahaya karena di sana hidup tiga raksasa jahat yang gemar membunuh dan memakan pengembara yang lewat. Sejak raksasa itu tinggal di sana belum ada pengembara yang berhasil lewat dengan selamat.
        Sampai pada akhirnya kedua pengembara bersahabat itu berada di Lembah Batu menjelang tengah hari dan bertemu dengan tiga raksasa besar tersebut.
        “Wahai raksasa, kami hanya ingin melanjutkan perjalanan. Lembah Batu adalah satu-satunya jalan menuju Kota Hijau. Kami tak akan mengambil apa pun dari tempat kekuasaanmu ini,” kata Kalakus.
        “Itu perkataan yang sama dari setiap pengembara yang lewat!” balas Raksasa yang bertubuh paling besar dengan gigi-gigi yang runcing keluar. “Kalian pun tetap akan kami makan. Hahaha!”
        Kalakus tampak sangat ketakutan. Ia menggigil. Sementara Asakus masih kelihatan tenang sambil memerhatikan tingkah laku tiga raksasa yang bersuka cita mendapatkan santapan baru.
        “Tapi, bolehkah saya mengajukan tantangan, wahai Raksasa?” ujar Asakus tiba-tiba. “Setiap pengembara yang lewat hanya bisa meminta untuk diampuni. Tapi mereka belum pernah menantangmu. Mereka tidak benar-benar tahu seberapa kuat dan hebat dirimu.”
        Raksasa bertubuh paling besar itu tampak sangat marah. Ia merasa direndahkan oleh Asakus, pengembara bertubuh pendek itu. Matanya melotot.
        “Kau berani menantangku, Pengembara Cebol? Hahaha, itu tidak mungkin. Kau pasti akan kalah!”
        Asakus menarik napas dalam-dalam. “Kita tidak pernah tahu sebelum mencobanya.”
        Kalakus tidak tahu apa yang akan direncanakan Asakus untuk mengalahkan tiga raksasa kejam itu. Ia takut tapi juga mendukung rencana Asakus.
        “Kau ingin menantang apa?” tanya raksasa itu. “Ingat, jika kau kalah maka kalian akan menajdi makanan kami!”
        “Tantanganku mudah, siapa yang bisa berlari ke pohon yang jauh itu dan kembali lagi ke sini tanpa bayangan di bawah kakinya, ia akan menjadi pemenang,” kata Asakus sambil sekilas melihat matahari dan menunjuk pohon meranggas. “Tentu dilakukan bergiliran. Jika aku menang, kalian tak berhak memakan kami.”
        “Baiklah,” kata raksasa itu. “Sebaiknya kau yang mulai lebih dulu!”
        Ketika matahari berada tepat di ketinggian yang pas di atas kepala, tanpa banyak bicara Asakus langsung berlari. Dia telah berjanji kepada Kalakus akan kembali.
        Jarak pohon itu cukup jauh. Tapi Asakus harus segera sampai ke pohon itu dan kembali lagi sebelum matahari bergeser.
        Asakus tampak sangat kelelahan. Namun ia berhasil menyelesaikan tantangan yang ia buat. Ia pergi dan kembali tanpa bayangan di kakinya. Sementara si raksasa sombong bertubuh besar tidak bisa berlari cepat. Malah tampak sangat kelelahan di bawah sinar matahari yang panas.  Dan pada akhirnya ia kembali dengan kalah. Di kakinya terdapat bayangan yang sudah memanjang.
        Sesuai perjanjian. Raksasa-raksasa itu harus menepatinya dan mengakui kekalahan. Bahwa baru kali ini ada manusia yang bisa mengalahkannya. Dengan kecewa karena tidak mendapat makanan pada hari itu, tiga raksasa itu memilih pergi ke tempat lain.
        Kalakus tampak sangat gembira. Ia tidak percaya Asakus dapat mengalahkan tiga raksasa kejam itu.
        “Kau benar-benar memanfaatkan ilmu pengetahuan. Tiga raksasa bodoh itu benar-benar tidak tahu bahwa bayangan akan sangat sulit dilihat bila matahari tepat di atas kepala. Kau hebat, Asakus!”
        Kalakus memeluk erat sahabatnya itu. Pada akhirnya mereka dengan tenang dapat melewati Lembah Batu yang berbahaya.  Untuk melanjutkan perjalanan menuju Kota Hijau yang damai. 
                                        

                                              TAMAT

Wednesday, June 7, 2017

PUISI-PUISI M.Z. BILLAL DI RAKYAT SUMBAR DAN PIKIRAN RAKYAT

Assalamualaikum…
Salam ramadhan semuaaaaa…
Di awal-awal ramadhan kemarin adalah hari yang membahagiakan untuk saya. Kenap???
Karena 9 puisi saya dimuat di dua media Indonesia di hari yang sama yaitu di Pikiran Rakyat dan Rakyat Sumbar.. Tepat pada hari Minggu, 28 Mei 2017.. Buat saya itu adalah sesuatu yang keren.. ( gak tau kalau buat yang lain yaaaaa??)
Yuk, simak puisi-puisi saya yang berhasil menembus media itu…
SEMOGA SAYA BISA LEBIH BERSEMANGAT LAGI!!






PUISI-PUISI M.Z. BILLAL
RAKYAT SUMBAR, Minggu 28 Mei 2017

Rindu Sepasang Mata
:jh

Nun aku jauh seperti angin yang tak pernah sampai
Ke muka pantai pertemuan
Dua mata kabut membayang memandang
Namun segera hilang
Aku merindu usapan pada hati yang gamang
Aku merindu kanopi tempat berteduh dari panas
Yang melucuti angan-angan

Lirik, 2017



Imago

dari sumur yang tak pernah ada gelombang di dalamnya
aku adalah anak capung yang belajar merayap
menuju puncak dinding batu
memeluk matahari  dan langit biru
bercita-cita hinggap di tangkai trembesi
menemui kekasih dari sumur yang lain
barangkali ada gelombang di dalamnya

ya Tuhan, aku tak mau hujan jatuh sekarang
sampai nanti aku menari dengan bebas melesat
dan deru guruh memanggil-manggil namaku

Lirik, 2017






Dan Demi Kukut

dan demi burung kukut yang mendekut di ranting jeruk purut
aku tak takut pada senyum siput berkerut-kerut
yang memaksa masuk pintu manggut-manggut
‘kan tetap kuantar kau pulang dengan daun teh yang pernah kau seruput

Lirik, 2017




Waktu Petang

kapan kau akan menyesal, kau terus saja
bertanya pada cermin hancur setengah di tiang tengah
ruangan yang tak pernah kau jamah
air matamu melecut kilau peluh  yang jatuh ke dalam celah lantai
menjadi kristal oleh angin yang merapal hujan di halaman
dan kau dahaga pada tanya kapan kau akan menyesal

mungkin saat petang pikiranmu terpegang
di atas sajadah panjang yang dulu
rajin kau bentang

Lirik, 2017



Di Pucuk Ketapang

dan malam yang tidur di naungan angin nan pekat
hanya mengira aku tak tahu tentang sejarah
yang berulang dan berkali terjadi
membasahi serupa hujan sebelum dupa dibakar
sementara orang-orang soleh mendarus di mesjid
aku tahu apa yang ada di atas telapak tangan mereka
air mata meminta lindungan
seperti awal musim kemarin
juga sama dengan banyak siul kaul
yang tersangkut di pucuk ketapang
hingga jalak kerbau sejenak datang
menghitung gelak jembalang

Lirik, 2017











Ulang Tahun

Hari dimana kau dijadikan
Jangan ada lilin di antara kita
Jangan ada tepuk dan sorai gembira
Puji-puja akan tersedak karenanya
Dan asap yang kaukepulkan
Menghalangi pandangan kita
Jangan ada apa-apa
Kecuali sebingkis doa untuk Pencipta kita

Lirik, 2017




Firasat

Seakan berusaha menahan air yang tumpah dari mangkuk
Tak ada yang ingin basah karenanya
Yang pecah di lantai
Tak dapat disusun menjadi bentuk semula
Ini adalah pembicaraan sepekan silam
Ketika mata kita beradu padu
Dan kau bilang, “ini akan selalu menjadi pertemuan pertama saja”
Oh, kawan
Ucapmu mendatangkan ombak yang membawamu sampai ke selat
Yang tak mungkin lagi dapat kudekap dan kutulis sepucuk surat

Lirik, 2017





PUISI-PUISI M.Z. BILLAL
PIKIRAN RAKYAT, MINGGU 28 MEI 2017

Tidur

di pemakaman orang-orang
menjaga tidur mereka
kadang kedua tonggak penanda mendiskusikan
hisab mereka

tak berbeda pada tidur yang kurangkai menangkal durja
aku takut selagi mereka mengkhatamkan kitab pusaka di malam
yang merangkum segala roh busuk untuk memangsa mimpi yang mengkal
malah tak dapat berbuat apa-apa

Lirik, 2017




Mimpi Yang Aneh

Sungguh!
Mimpi yang aneh tatkala aku jadi presiden.
Kusaksikan orang-orang tersenyum
Dengan seratus gol dalam sekali babak

Kata mereka aku orang baik
Mau bersalaman dengan orang bernanah
Mau nyemplung ke lubang jalan
Mau guyon di kaki lima
Mau buat janji yang membuat semua terpana
Sungguh indah!
Sungguh haru…

Wajahku sekarang bermandi kilat kamera
Tanganku bisa sepuluh kali sehari terangkat untuk menyapa
Kemarin aku bisa makan di warung pinggir jalan
Buang hajat pun kini aku dijaga
Kemarin aku bisa mengkritik kebijakan
Sekarang kebijakan yang mengkritikku saat belajar tidur
Aku tak merem meski hati sudah kalem

Sungguh!
Mimpi yang aneh tatkala aku jadi presiden.

Lirik, 2017


Terima kasih, sudah mampir dan membaca yaaaaa.... 

CERPEN M.Z. BILLAL_Senja dalam Saku Kemeja

Bolehkah aku terus berandai? Gumamku dalam hati kepada senja yang membias oranye di balik bukit, menjadi latar belakang yang sangat i...

Translate