"Beberapa orang kadang melupakan kebaikan orang lain dengan
begitu mudahnya. Terlebih jika mereka telah menemukan pengganti atau karib
kerabat baru. Kehilangan itu merupakan rasa sakit yang teramat jika sunyi
menjadi racun yang telah sampai ubun-ubun, Dilupakan itu juga hal yang
menakutkan, tapi tak sampai pada kisah tragis penuh darah, sebab kami saling
percaya. Inilah kami, keluarga tua yang terus membakar api semangat untuk
bertahan hidup meski kerap kali bintang pemusnah terjatuh
di atap rumah kami yang reyot namun teduh.
Emak sering berkata pada kami, "Tuhan lebih tahu daripada Einstein ataupun Nostradamus" ( Emakku meski sudah 68 Tahun, beliau masih gemar membaca segala buku menarik, terlebih buku yang jika ada tulisanku di dalamnya, ia selalu senang dan menyemangatiku agar terus bersemangat meraih mimpi.)
dan saat momen 22 Desember 2015 lalu ( lebih cepat sehari), tepat Emak berulang tahun dan bertepatan Hari Ibu, kami memberikan kejutan kecil padanya. Kami berdoa bersama dan bernyanyi bersama dalam tawa yang sangat langka. Kami tidak takut menghadapi hari-hari yang terus bertambah jumlahnya, sebab kasih sayang tak akan pernah habis dalam penghianatan zaman."
Emak sering berkata pada kami, "Tuhan lebih tahu daripada Einstein ataupun Nostradamus" ( Emakku meski sudah 68 Tahun, beliau masih gemar membaca segala buku menarik, terlebih buku yang jika ada tulisanku di dalamnya, ia selalu senang dan menyemangatiku agar terus bersemangat meraih mimpi.)
dan saat momen 22 Desember 2015 lalu ( lebih cepat sehari), tepat Emak berulang tahun dan bertepatan Hari Ibu, kami memberikan kejutan kecil padanya. Kami berdoa bersama dan bernyanyi bersama dalam tawa yang sangat langka. Kami tidak takut menghadapi hari-hari yang terus bertambah jumlahnya, sebab kasih sayang tak akan pernah habis dalam penghianatan zaman."
Aku, Emak, dan Keluarga Zainal
Rejosari, 26 Januari 2016 12.09
No comments:
Post a Comment